Sabtu, 29 Januari 2011

C.I.N.T.A

Cinta menaklukkan kebencian. Cinta tidak memiliki warna. Cinta tidak memiliki orientasi. Semua adalah cinta.
Love overcomes hate. Love has no color. Love has no orientation. All is love

Selasa, 07 Desember 2010

Cara Belajar Efektif

Cara-cara :
diri sendiri
kemampuan belajar anda
proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan

Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.

Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.Mulai dengan masa lalu

Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda

What was your experience about how you learn? Did you
senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
mengetahui cara menringkas?
tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
meninjau kembali?
punya akses ke informasi dari banyak sumber?
menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?

Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?

Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang
Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?

Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?

Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?

Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,

persoalan utama Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?

Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?

Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?

Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?

Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?

Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?

Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?

Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

Mencontek itu Budaya anak Sekolah

Alasan Menyontek
Beberapa kali saya wawancara informal alias ngobrol dengan beberapa siswa. Tentu pertanyaan yang saya lontarkan adalah tentang ritual contek-mencontek. Siapa, apakah, sampai bagaimana. Alasan utama mengapa siswa mencontek kebanyakan adalah karena tidak siap mengikuti ulangan atau ujian. Pertanyaan menggelitik terus saya lontarkan. Mengapa tidak siap? Jawabnya karena tidak belajar. Mengapa tidak belajar? Ini yang harus diselidiki.
Penyakit yang melanda siswa sekarang banyak sekali. Tapi bila disederhanakan dan dikumpulkan jadi satu, intinya cuma satu hal. Wasting Time! Alias tidak bisa mengelola waktu dengan sebaik-baiknya. Jadi hanya mengalir tak jelas juntrungannya. Tahu-tahu ujian tinggal 24 jam lagi, thoenk!
Alasan kedua (sebenarnya bukan alasan) adalah menyepelekan hari-H itu sendiri. Macam-macam bentuknya. Ada yang karena saking kayanya, sehingga nilai (menurut dia) bisa dibeli, dirayu, dilobi dan sejenisnya. Benar-benar pakai jalan pintas!
Alasan ketiga, mungkin memang sudah tabiatnya menyontek. Jadi, gatal rasanya kalau tidak menyontek. Alasan yang seperti ini biasanya melanda siswa yang kurang pede dengan jawabannya sendiri. Meskipun sudah menjawab, tapi karena gatal pengen nyontek dan karena kurang pede dengan jawabannya sendiri, alhasil diadakanlah acara "studi banding" jawabannya dengan jawaban temannya.

Teknik Menyontek
Saya amati selama ini, ada beberapa teknik menyontek yang dilakukan oleh siswa, terutama saat ujian berlangsung. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Buat catatan kecil terselip di baju, alat tulis atau meja
Membuat catatan kecil sehari sebelum ujian sebenarnya sah-sah saja bila fungsinya untuk mengingat kembali pelajaran yang telah diterima siswa. Yang jadi masalah adalah saat right thing in wrong place. Tapi bila catatan kecil masuk ruang ujian, itu yang nggak beres.
2. Mencatat di tangan dan kaki
Ekstrim memang. Tapi siswa yang dah nekat ya seperti ini. Seluruh tubuh di"Tato" dengan rumus-rumus.
3. Isyarat tertentu
Di saat mengerjakan ujian, ulangan maupun tes, terkadang saya melihat adanya "ilegal movement". Bukannya menulis atau membaca soal, melainkan berkomat-kamit dengan mata melirik ke tempat lain. Tidak ketinggalan jari-jemari ikut menyumbang "adegan panas" ini. Tentu isyarat ini harus ada kesepakatan antar siswa. Sehingga bila seorang siswa memberikan kode, siswa lain sudah paham.
4. Membuat pengalih perhatian
Ini yang paling tidak saya senangi. Bukan karena saya jadi repot mengawasi ujian, melainkan saya merasa kasihan dengan siswa yang benar-benar serius belajar dan ujian, terpaksa terganggu oleh ulah oknum tidak bertanggung jawab yang menciptakan suasana gaduh. Banyak bentuknya, mulai dari batuk-batuk yang dibuat-buat, bersin yang di-amplify (saya tidak tahu istilah indonesianya), dan sebagainya. Intinya, membuat guru pengawas memperhatikan sumber gaduh kemudian kesempatan siswa lain yang di belakang guru pengawas untuk menyontek. Bila dalam kelas ujian ada suara gaduh, saya cenderung tidak tertarik memperhatikan si provokator, tapi menyapu pandangan ke arah yang berlawanan sambil memberikan kata-kata peringatan ke sumber gaduh. Alternatif lain, mendatangi sumber gaduh dengan cara membelakanginya sambil tetap melihat sektor lain (seperti perang saja!).

Bahaya menyontek
Sadar atau tidak, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka, menyontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek, yang dicontek maupun institusi itu sendiri.
Bahaya jangka pendek
Siswa menjadi tidak pede dengan jawabannya. Padahal barangkali jawabannya lebih benar daripada milik temannya. Menyontek juga membahayakan diri sendiri karena bila ketahuan guru, bisa dipastikan nilai 0. Bagi yang dicontek, tidak menyesalkah bila yang menyontek mendapat hasil ujian yang lebih tinggi daripada anda yang dicontek? Artinya, kerjasama saat di 'medan perang' ujian adalah kesia-siaan, karena teman anda hanya memanfaatkan diri anda, dan anda tidak sadar telah dimanfaatkan. Hal ini sering terjadi. Yang namanya kompetisi, maka setiap peserta harus bersaing, bukannya malah bekerja sama. Karena yang namanya juara itu hanya dimiliki oleh satu orang, bukan tim / kolektif.

Bahaya jangka panjang
First, we make habbit, then habbit make you. Kata bijak itu tepat menggambarkan fenomena menyontek ini. Bila seorang siswa terbiasa menyontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk diri. Beberapa karakter yang dapat 'dihasilkan' dari kegiatan menyontek antara lain: mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras, dan ke-halal-an pekerjaan dipertanyakan. Bisa dipastikan, saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku menyontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.

Kamis, 02 Desember 2010

Menjadi Orang Sukses dan Berhasil

Sukses itu tidak hanya dinilai lewat materi. Orang yang sukses adalah orang yang telah berhasil meraih sesuatu tujuan; tujuan ini bisa dalam berbagai rupa: keuangan, cinta, keluarga, dan sebagainya. Banyak orang menyalah gunakan materi/uang untuk mengukur kesuksesan seseorang. Sedangkan, untuk menjadi sukses, tidak hanya dinilai dari uang. Melainkan, kalo menurut saya, orang yang hanya “sukses” di bidang keuangan, belom tentu sukses di bidang lainnya.

Masing-masing pribadi orang ada keinginan untuk meraih sukses dalam hal-hal yang berbeda. Kalau kamu ingin menjadi sukses, ikutilah 5 tips berikut:

1. Mempunyai satu tujuan
Pertama, kamu musti punya tujuan. Kalo bisa, satu tujuan utama, supaya kamu bisa lebih konsentrasi untuk meraih tujuan utama itu. Kalo kamu punya beberapa tujuan, usahakan supaya tujuan-tujuan tersebut menuju ke arah yang sama / berdampingan dan tidak bertolak belakang. Kalo sama sekali ga ada tujuan, kamu ga bakalan tau musti ngapain.

2. Siapkan agenda
Selain tujuan, kamu juga musti mempersiapkan agenda / jadwal untuk menuju tujuan ini. Misalnya, kamu mau membuat blog site anda sendiri dalam waktu 1 bulan. Dari sini, kamu musti siapkan langkah-langkah apa yang diperlukan untuk menuju tujuan kamu. Cantumkan pula tanggal pada langkah-langkah kamu dan lakukanlah semuanya menurut jadwal.

3. Rajin dan tekun
Selalu rajin bekerja dan tekun pada apa yang sedang anda lakukan untuk tujuan utama. Orang yang sering males-malesan dan tidak bekerja keras akan menunda proses menuju kesuksesan. Kesuksesan itu tidak bisa diraih dalam sekejap mata. Proses untuk meraih kesuksesan itu membutuhkan kerajinan dan ketekunan.

4. Pantang menyerah dan tidak putus asa
Memang tidak gampang kalo kamu mengalami sesuatu halangan ataupun kegagalan dalam perjalanan kamu menuju sukses. Namun, orang-orang yang dianggap “sukses” pasti sudah pernah mengalami kegagalan dan selalu bangun dan maju terus pantang mundur. Orang yang gagal sekali dan langsung menyerah, tidak akan pernah sukses.

5. Percaya diri dan bersikap optimis
Orang sukses itu butuh percaya diri dan yakin pada dirinya sendiri kalau dia pasti bisa, tidak ada yang tidak mungkin. Semua bisa diraih asalkan rajin dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. Selalu bersikap optimis terhadap hal-hal yang mungkin membuat anda berpikir untuk menyerah.

Rabu, 24 November 2010

Cinta Yang Agung

CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..

Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..

Tapi..ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..

Kunci Menjadi Seorang Penulis

Untuk menjadi penulis artikel hebat, pendidikan dan pengetahuan luas adalah kuncinya. Ini bukan berarti orang yang tidak pernah mengecap pendidikan formal tidak bisa jadi penulis artikel yang hebat. Yang dimaksud pendidikan disini adalah tentu pendidikan dalam artian memiliki pengetahuan luas tentang dunia kepenulisan. Pendidikan tersebut tidak harus lewat sekolah atau universitas. Lewat kursus-kursus ataupun seminar-seminar penulisan sudah memadai bagi seseorang untuk menguasai ilmu kepenulisan. Apalagi bagi seorang pemula yang nota bene belum tahu banyak akan ilmu kepenulisan. Memang bisa saja belajar dari buku ataupun artikel-artikel, namun hasil yang didapat tentu tidak maksimal.

Masalahnya sekarang adalah banyak lembaga kursus ataupun seminar-seminar kepenulisan yang diadakan, mematok biaya tertentu. Walaupun sebenarnya ini wajar, namun bagi sebagian pemula, hal ini tentu sedikit memberatkan. Kenapa tidak, disatu sisi, mereka memilih dunia kepenulisan ini adalah untuk mencari rezeki dimana saat itu mereka masih belum punya pendapatan yang memadai. Mungkin saja bagi sebagian orang mengatakan bahwa ini adalah juga bagian dari bisnis. Yang namanya bisnis tentu perlu modal. Apapun itu harus ada modal awal untuk memulai. Begitu juga untuk menjadi seorang penulis artikel. Butuh modal untuk belajar dan menimba ilmu.